Senin, 27 Januari 2014

Para pemimpin dan guru dipanggil untuk mengikuti teladan Juruselamat dan melayani dengan kasih, bukan untuk mencari kehormatan diri mereka sendiri.



Mengapa [seorang] pria dipanggil untuk bertindak sebagai presiden atas suatu umat? Apakah ini untuk memperoleh pengaruh dan kemudian menggunakan pengaruh itu secara langsung untuk pencarian kehormatan dirinya sendiri? Tidak, tetapi sebaliknya, dia dipanggil untuk bertindak dalam jabatan seperti itu berdasarkan asas yang sama sebagaimana imamat diberikan kepada Putra Allah, agar dia hendaknya melakukan pengurbanan. Bagi dirinya sendiri? Bukan, tetapi bagi kepentingan orang-orang yang diketuainya. Apakah dia dituntut akan untuk mempersembahkan dirinya sendiri di atas salib seperti yang dilakukan Juruselamat? Tidak, tetapi untuk menjadi hamba dari para saudaranya, bukan majikan mereka, dan untuk bekerja demi kepentingan dan kesejahteraan mereka. Bukan untuk menjalankan pengaruh yang demikian didapatkan untuk memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga dan kaum kerabat serta teman pribadinya, tetapi menjunjung tinggi semua orang sebagai saudaranya, memiliki hak-hak yang sama dengan dirinya dan, oleh karena itu, mengupayakan untuk memberkati serta memberikan manfaat kepada semuanya dengan setara menurut bakat dan kelayakan yang mungkin mereka miliki, dan kemudian dengan melakukan ini mengembangkan dalam dirinya perasaan kebapaan itu yang selalu ada di dalam dada Bapa .…
… Biarlah mereka yang berkhotbah di tengah para Orang Suci, menyadari untuk apa Imamat ditempatkan ke atas diri mereka; biarlah mereka mengetahui dan merasakan sepenuhnya mengapa mereka ditetapkan untuk mengisi jabatan ini dan itu, misalnya, agar mereka hendaknya bertindak dalam semangat Guru kita, seorang hamba bagi semua orang, agar mereka belajar untuk mempertimbangkan dan menjunjung tinggi dengan minat penuh kasih sayang yang sama, kesejahteraan dari semua orang, sebagaimana mereka melakukan itu bagi diri mereka sendiri .… Kemudian mereka akan masuk ke dalam semangat dari dua perintah besar yang di atasnya, firman Juruselamat, “tergantung seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi,” yaitu, mengasihi Tuhan dengan segala daya, pikiran dan kekuatan, serta sesama kita seperti diri kita sendiri [lihat Matius 22:37–40].3Ucapkanlah satu doa sebelum [mengajar], dan itu adalah ini: Mohonlah kepada Tuhan agar Anda boleh mengatakan sesuatu selama ulasan Anda yang akan bermanfaat bagi mereka yang Anda tuju. Tidak masalah apakah itu akan menjadi sesuatu yang akan menambah kemuliaan Anda sendiri atau tidak, tetapi ingatlah saja bahwa Anda dipanggil untuk berbicara kepada hadirin dan bahwa mereka berhasrat untuk menerima sesuatu yang akan bermanfaat bagi mereka. Ini hanya dapat datang dari Tuhan. Janganlah cemas sehubungan dengan apakah … mereka yang mendengarkan Anda mungkin mengatakan Anda berbicara dengan indahnya. Jangan pikirkan tentang itu sama sekali, tetapi singkirkan setiap sifat mementingkan diri yang mungkin ada dalam benak Anda sehingga Tuhan boleh mendiktekan kepada Anda sesuatu yang akan menjadi manfaat bagi orang-orang4 [lihat saran 3 pada halaman 258].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar